Translate

Jumat, 21 Februari 2014

BANGKO (JAMBI) MENUJU JAKARTA

   JELAJAH NEGERI KU
Menelusuri Pulau Sumatra
Bersama Keluarga. II
(Lintas Tengah Pulau Sumatra) 
5
Tamat


Oleh : N.Mufidah. Hrp

Menuju Bangko (Jambi)
Jambi, 4' September - 2011. Kami tertidur di pom bensin daerah Bangko.
Menginap di pom bensin (mes pertamina istilah kami ) , cukup enak juga. Dengan segala pasilitas yang apa adanya tetapi rame yang istirahat dengan bermacam-macam kendaraan, mulai dari Honda jazz hingga toyota fortuner juga toyota rush, yang terbanyak adalah toyota kijang inova, ada juga loh mobil mitsubishi pajero sport dan ada satu daihatsu xenia (All new) juga satu Avanza itupun ( Black Sweet 1488 ) hehehehe.
Yang menginap di sini ada sekitar 18 mobil , belum termasuk motor (motor hanya beberapa saja).
yang menjadi ciri khas dari mobil-mobil itu, rata-rata di atasnya terdapat tumpukan barang dengan bermacam-macam bentuk.
Tidak terlihat satu pun mobil truk yamg menginap. Puasa aku berkeliling pom bensin bersama papah, kami mampir di salah satu warung di dekat tenda polisi (posko lebaran), wah di sana rame yang duduk untuk ngopi dan serapan tengah malam.
Sedikit informasi tentang pom bensin di lintas Sumatra, di sini Musholla cukup besar dan bersih dengan karpet yang terhampar ada pembatas antara lelaki dan perempuan, tetapi yang istirahat di dalam mushollah kebanyakan anak-anak dan perempuan, di terasnya ada beberapa lelaki yang asik ngobrol. Kamar mandi ada beberapa dan bersih dengan air yang milimpah, cukuplah untuk yang kemalaman dalam menempuh perjalanan jauh.
Embun pagi mulai turun perlahan, kurapatkan jaket dan aku kembali ke Black Sweet untuk merebahkan diri di samping mama.
Adzan subuh berkumandang dengan merdu, kami sholat subuh berjamaah, segar terasa.
Indome goreng dan telor setengah matang menjadi sarapan pagi ku, kulihat papa dan uda beres-beres mobil.
Black Sweet diisi penuh ,Jam 06.00. Kami pun berangkat meninggalkan Bangko.
Black sweet kembali meliuk-liuk menyusuri Lintas tengah Sumatra, perkebunan karet tertata rapi di kiri kanan Jalan Lintas Sumatra, tidak berapa lama perbatasan Jambi dengan Sumatra Selatan kami lalui. Black sweet terus meliuk-liuk membelah sumatra menuju kota Lubuk Linggau.
Jam 09.10 Kota Lubuk Linggau kami lewati, rumah-rumah di beberapa desa yang kami lewati terlihat asri diselinggi dengan perkebunan.
Walau jarang mandi tetapi tetap tersenyum
Jam,10.50 Muara Boliti , Black Sweet melaju melewati beberapa desa dan Kota Tebing Tinggi kami lewati, (Aku tertidur, mungkin karena semalam aku tidurnya terlalu malam).
Jam, 14.50 tiba di Kota  Lahat, terlihat di kejauhan G.Jempol atau Bukit serelo, kami berhenti sebentar untuk menikmati pemandangan Gunung yang unik, menandakan begitu besar Allah menciptakan semua ini.

G.Jempol (Bukit Serelo) - Lahat
Muara Enim kami lewati, Black Sweet terus melaju dan akhirnya Kota Batu Raja, kami mampir kerumah saudara ( beres-beres dan mandi ).
Lampung. Jam, 19.17 Black Sweet sampai di Bakahuni (Ujung Pulau Sumatra).
Kapal penyebrangan terlihat, akhirnya kami akam menyebrang ke Tanah Jawa setelah beberapa hari menelusuri Pulau Sumatra ( 12 Hari ) kampung Papah ku.
Menara Siger - Lampung

Berhenti menunggu kapal
Perlahan Black Sweet naik ke kapal









Suasana di dalam Kapal
Perlahan kapal Roro, membawa kami dan Black Sweet meninggalkan Pulau Sumatra.
12  hari dalam kebersamaan di atas Black Sweet menelusuri Pulau Sumatra ke tempat asal Papah ku di mana perjalanan ini melewati 7 Propinsi ;
1. Lampung  -  2. Sumatra Selatan ( Palembang )  -  3. Jambi  - 4. Riau -  5. Sumatra Utara  -  6. Sumatra Barat  -  7. Bengkulu.
Alhamdulillah dalam perjalanan ini kami tidak menemukan Harimau (Siraja Hutan) melintas, kami hanya bertemu Orang hutan setinggi anak-anak berdiri di tengah jalan, itu kami temui di Berastagi (Sebelum Puncak Tatapan).
Pelabuhan Merak (Banten), dalam terangnya bulan, perlahan Black Sweet berjalan menuju Jakarta.

 Ku sebut sebuah desa
tempat pelangi muncul dan menghilang
para peri bermain riang 
melukis di angkasa dengan kepak-kepak sayap nya

Sebuah desa tanpa air mata
hanya riak air sungai
mengalir tanpa kenal musim

Sebuah desa dengan halimun yang indah
bergayut di antara pepohonan 
di lereng-lereng bukit
yang berbaris memanjang 

Daun-daun akan berguguran di sebabkan musim . . . .
Burung-burung akan pergi di sebabkan musim . . . .
Tenangnya samudra akan berubah di sebabkan musim . . . .

Tetapi 
dari sebuah desa . . . aku hanya dapat ber DO'A 
agar kau tidak berubah
walau zaman bertambah maju
walau teknologi berlari cepat 

Karena 
Aku terus berDO'A agar Alam dan Manusianya dapat berteman.
Untuk Mu Sumatra Ku

Amin

Bersama menelusuri Pulau Sumatra
 Mama, Nenek, Kak Muzda, Nanguda Metha
Uda Syahrial, Papa
 Yudhi, Fidah (Aku)
Black Sweet    


T  A  M  A  T