Translate

Rabu, 09 Maret 2016

GERHANA MATAHARI DI ATAS LANGIT DESA BABELAN ( Bekasi Utara )

Salah satu tanda - tanda kekuasaan ALLAH

Gerhana Matahari  9 Mart '2016

Mentari pagi bersinar dengan cerahnya, embun pagi yang bergayut di daun-daun padi berlalu dengan malu-malu. 
Burung-burung berkicau dan berkejaran menyambut mentari pagi, sepertinya tidak akan terjadi peristiwa besar di atas langit desa ku.
 Mentari pagi 

Waktu terus berlalu, sekitar Jam 7'20 WIB , cahaya matahari meredup bukan tertutup mendung, namun siklus ratusan tahun yang lalu terulang kembali.
Gerhana Matahari yang terjadi hari ini, 9 Mart 2016 bertepatan dengan ritual Nyepi umat Hindu di Bali.
Walaupun desa ku tidak di lalui Gerhana Matahari Total tetapi tetap dapat menyaksikan gerhana matahari dan kami semua melakukan Sholat Gerhana Matahari.
Ku potret dengan Handycam Canon 41x dgn lensa Filem 
"Alhamdulillah cuaca sangat cerah den mendukung sehinggat proses dapat di nikmati dengan baik "
 aku bersukur di dalam hati.
Sempat juga aku membuat video Gerhana Matahari tetapi durasinya agak lama (beberapa menit).
 Matahari seperti Bulan sabit di atas Desa Babelan
 Proses Bulan meninggalkan Matahari
 Malu-malu bulan meninggalkan Matahari . . . . . . .
 Entah kapan lagi aku bertemu dengan Gerhana matahari . . . . .
  
di desa ku . . . .
aku terpana dengan peristiwa alam 
perlahan bulan menghampiri matahari
seakan melepas rindu yang lama tak bertemu

alampun sepi dan perlahan redup 
seperti mendung tetapi tidak akan hujan 
agin bertiup sepoi sepoi . . . sejuk kurasa

dalam diam . . .
kutabur do'a - do'a 
pada hariban Mu ya Ilahi

gerhana matahari . . . bukanlah kiamat
redupnya hanya sesaat
gerhana matahari akan menjadi awal yang hebat
di iringi dengan munajat . . .

Fidah. Hrp 
 

Rabu, 15 Oktober 2014

MISTERI DALAM PERJALANAN

 Misteri Dalam Perjalanan Malam



Salam,
Sekali ini saya coba menceritakan pengalaman Papa ku, berjalan di malam hari.
Sabtu malam yang cerah aku duduk bersama Mama menikmati teh poci hangat dan goreng pisang di teras, kami mendengarkan cerita papa tentang perjalanannya beberapa hari yang lalu di malam hari.

Begini ceritanya, . . . . . .   
Beberapa hari yang lalu di kala senja, selepas sholat mahgrib papa meluncur pulang bersama teman-temannya dari dermaga muara gembong. Papa menaiki motor Bajaj 220 (Pulsar warna biru) kami memanggilnya Blue Eagle.
Ditengah perjalanan, tepatnya di desa batu jaya papa berpisah dengan teman-temannya, papah terus melaju sendiri menuju Babelan di mana kami tinggal.
Jalanan sepi, papa selalu waspada, riding 60-70 km/jam.

Gaya dulu ah . . . .    

Selepas adzan isa, jalanan sepi, seperti pengguna tunggal jalan, di depan kosong dan di belakangpun sama saja. Melewati daerah pesawahan, dalam jarak beberapa meter papa ku melihat seperti ada seseorang yang mau menyeberang jalan. Refleks, papa pijak rem belakang dan tarik tuas rem depan. Ciiit . . . ciiiit . . . ban belakang sampai berbunyi " Astoughfirulloh"!, papah berhenti di bahu jalan dan melihat kebelakang . . . ternyata tiada siapa - siapa, suasana jalan tetap sepi sekali, tak ada satupun kendaraan yang lewat.
Sebelum melanjutkan perjalanan, tercium bau aroma sawo, "berarti ada sesuatu mahluk yang keluar dari sarangnya . . . . hiiiiii ", kata papa. 
Aku merapakan kursi tempat ku duduk agar lebih dekat ke mama.
Papa melanjutkan cerita nya, lalu terdengar suara dari semak-semak " Krosak . . . .krosak . . . . krosak". Segera mesin motor di nyalakan dan pergi meninggalkan tempat  itu. Karena penasaran papa berkendaraan sambil melihat spion sebelah kiri,  karena pandangan agak fokus di sepion kiri, papa tidak begitu perhatikan keadaan di depan. Ketika papa melihat kedepan , papa kembali mengucap "Astoughfirulloh"  !! ada kaki besar sekali dan tinggi di kiri kanan jalan, sepertinya Blue Eagle melewati di kolong (selangkangan) mahluk super tinggi itu atau dapat di katakan raksasa.
Spontan papa mengucap dzikir dan membaca ayat suci Al'Quran Surat Al-Ikhlas, Blue Eagle meluncur perlahan lalu mesinnya mati, papa terdiam sejenak lalu melihat kebelakang, tiada siapa-siapa dan apa pun , jalanan tetap sepi dan hening.
Dengan membaca Bismillahirrohmanirrohim papah mencoba stater Blue Eagle, ternyata hidup. Dengan selalu mengucap Asma Alloh, papa melanjutkan perjalanan dan Blue Eagle kembali riding 60 - 70 km/jam.
Tidak berapa lama terlihat beberapa rumah dan warung di pinggir jalan ada yang buka dengan satu dua orang duduk menikmati minuman dan makanan.
Papa tetap melajukan Blue Eagle di kecepatan 60 - 70 km/jam, hingga terlihat rumah makan pecel lele dan ayam goreng, papah berhenti untuk istirahat dan mengisi perut yang sebenarnya belum lapar.
Segelas teh hanggat terasa nikmat, sebelum pecel lele, tempe goreng dan sepiring nasi uduk terhidangkan. Setelah mencuci muka tepatnya papa ber wudhu dan menenangkan diri, papa menikmati hidangan.
Ingin rasanya bercerita kepada beberapa orang yang juga sedang menikmati hidangan, tetapi keinginan itu di pendam  dalam-dalam.
Api Pengeboran minyak & Gas Alam

Kami bersukur karena tidak terjadi apa-apa terhadap papa, ku ambil sebuah pisang goreng dan ku hirup segelas teh poci yang sudah ku masukkan gula batu. Kami pun menikmati malam minggu di teras depan rumah.
" Semoga teman-teman bila melakukan perjalanan malam hari, selalu waspada dan mulailah perjalanannya dengan DO'A agar apa yang di alami papa ku tidak terjadi kepada teman-teman.


T  A  M  A  T

Senin, 01 September 2014

HAMPARAN POHON KELAPA SAWIT, BOGOR - JAWA BARAT.




Cigudeg - Bogor 

Jika kita berkendaraan dari Kota Bekasi menuju Cigudeg (Bogor), kita akan menempuh jarak kira-kira 101 km (GPS). Berangkat mnggunakan Jl.Tol Jakarta - Cikampek (Pekayon Jaya) menuju Tol Jagorawi, terus menyusuri Dermaga, Ciampea, Cibungbulang, Leuwiliang, terus mengikuti jalan berliku, sempit dan ramai lalu lintas.

Keramaian Pasar Liuwiliang
 
Istirahat - Liuwiliang
 Jangan lupa mampir di Soto Mie . . . Kang Iwan.
Otak-atik HP
Setelah pasar jalan mulai lenggang, dikiri kanan mulai tampak pemandangan alam, pesawahan, sungai dan perbukitan hijau terhampar di hadapan

 Leuwiliang - Cigudeg (Bogor)


Terus mengikuti jalan berliku dan menanjak, menaiki perbukitan diantara rimbunnya perkebunan kelapa sawit itulah Cigudeg dengan keindahan yang menawan.
Untuk orang Sumatera atau Kalimantan, pemandangan perkebunan sawit yang rapi tertata, sudah tidak asing lagi , akupun teringat ketika liburan lebaran beberapa tahun yang lalu ketika aku bersama keluarga pulang ke Sumatera dan meliuk-liuk membelah dataran Sumatera.
" Macam pulang kampung . . . kita ini " 
Aku & Mama bergaya di lebatnya perkebunan sawit.
Gaya dulu ah . . . 


" Macam pulang kampung . . . kita ini " , itulah kalimat yang keluar dari diri ku dan papah ku hanya tersenyum begitu juga mama.
Cigudeg merupakan sebuah Kecamatan di Kabupaten Bogor bagian barat, jaraknya kurang lebih 40 km dari pusat kota Bogor. Secara Geografis, Cigudeg terletak pada 6 derajat 32' 54" LS , 106 derajat 31' 51" BT dengan ketinggian rata-rata 800 meter dpal , serta berada di jalur lintas jalan utama Propinsi yang menghubungkan Kabupaten Bogor dengan Kabupaten Lebak di Propinsi Banten.
Di daerah Cigudeg terdapat juga wisata alam berupa beberapa goa - goa yang berada di obyek wisata Goa Gudawang yang merupakan goa alami yang terbentuk dari proses sedimentasi yang terjadi selama ratusan tahun yang lalu.
Goa Gudawang merupakan kawasan goa yang terbentuk dari batuan unsur kapur, di mana di dalamnya  terdapat goa-goa  yang dibuka untuk umum : Goa Sipahang, Goa Simenteng, Goa Simasigit. 
( Cergam untuk Kawasan Goa Gudawang akan coba saya susun . . . tunggu ya . )

Petai . . .  wah menantang nih
Ada juga buah ini  loh . . .
 Ini yang paling banyak . . . . .
 
S E L E S A I

Rabu, 07 Mei 2014

JELAJAH NEGERI INI

CANDI JIWA - BLANDONGAN
&
PANTAI PAKIS JAYA
 ( KARAWANG )

Oleh : N.Mufidah. Hrp

Bergaya sebelum berangkat
9 April 2014, Setelah mengikuti pemilu legislatif kami berangkat, petualangan dimulai. Dengan beriringan kami melalui Jl.Raya Babelan menelusuri sungai Bekasi.
Jembatan Muara (CBL)
Muara kami lalui (pertemuan antara sungai Bekasi dan sungai Citarum), kami terus melaju beriringan melalui Jl.Pasar Muara.
Pasar muara kami tinggali, kami memasuki Jl.Suka tenang terus menuju Jl.Jaya Bakti.
Pagi yang indah - Jl. Suka tenang
Jl.Pulo rengas, kami lintasi. Di kiri dan terkadang kanan kami lalui pengelolaan gas alam dan juga sumur-sumur minyak bumi, alam bekasi yang kaya raya.

Kami terus menelusuri jalan yang berkelok-kelok, kami mengambil jalan pintas memotong Sungai Citarum, menyeberangi menaiki perahu (eretan),
Menunggu perahu (eretan) untuk menyeberangi S.Citarum
Eretan
Beberapa kampung kami lewati, dan akhirnya kami  sampai juga di jalan raya Desa Batujaya.
Akhirnya kami sampai juga di lokasi Candi ( ada 39 candi), tetapi yang baru di bersihkan atau di gali baru beberapa.



Candi Jiwa

Musium Candi - Batu jaya






Peninggalan sejarah - candi di Batu Jaya












Sunset di Candi Blandongan



Komplek Percandian
di. . . Batu Jaya





Puas kami melihat-lihat peninggalan candi, kami pun meneruskan perjalanan menuju Pantai Pakisjaya.
Istirahat sebelum meneruskan perjalanan


Kembali kami menelusuri jalan yang berliku - liku dengan aspal yang telah mengelupas, ada
beberapa ruas jalan yang aspalnya telah hilang entah kemana dan hanya di lapisi tonjolan-tonjolan batu kapur, motorpun tidak dapat berlari kencang.
Udara laut terasa sudah, di kiri dan kanan terhampar tambak-tambak ikan Bandeng atau mungkin udang.
Penghubung Kab.Bekasi & Kab.Karawang
Selamat datang di Pantai Tanjung Pakis
Untuk masuk ke Pantai Tanjung pakis, kami membayar ristubusi Rp.7000,- . kami berkeliling sebentar di pemukiman penduduk nelayan di sekitar Pantai Pakis, setelah lelah kamipun beristirahat di salah satu saung di tepi Pantai Pakis.
Camar berterbangan di tambak-tambang nelayan di dekat pantai
Ubur-ubur terdampar di bibir pantai
Santai di saung sambil menikmati kelapa muda








Ada pelayan nya juga Loh

















  
                                                                                 Gaya dulu ah . . . .
                                                                          di Pantai Tanjung Pakis 
Senja di Pantai Tanjung Pakis
Mentari perlahan meninggalkan peraduannya, gelap mulai menyelimuti dan kami perlahan berjalan meninggalkan pantai pakis jaya.
 Hamparan pasir membentang
Tak lelah mata memandang . . . indah mempesona
Mentari perlahan tenggelam di sisi mu
Hembusan angin menerbangkan butir-butir pasir halus mu
Taukah engkau . . . . 
Betapa damai hati ku memandang mu
Ombak-ombak saling bekejaran
Seperti ingin menjadi sang juara
Berlomba untuk mencapai tujuan
pasirmenghempaskan diri di pasir . . . membentuk lukisan alam

Aku . . . merenung sejenak 
Berdiri diatas hamparan pasir yang lembut
T U H A N . . . . . .
Kitika sangsurya mulai tenggelam menuju peraduannya
Langit terlihat sangat indah. . . dengan warna violet nya
Alam ini indah . . . Kau ciptakan dengan begitu sempurna
Bertambah keyakinan ku
Betapa Maha Kuasa Nya Diri Mu
Malam di eretan - menuju Babelan





T  A  M  A  T