JELAJAH NEGERI KU
Menelusuri Pulau Sumatera
Bersama Keluarga. II
(Lintas tengah P.Sumatera)
2
Oleh : Mufidah. H
Aku bersama Black Sweet di tempat peristirahatan
Kabanjahe telah kami lewati, Merek - Tana Karo, desa yang akan kami lalui ini berbukit-bukit dengan penghasilan nya kopi arobika dan sayur-sayuran, kawasan hutan pinus (Wikipedia).
Merek berbatasan langsung dengan Kab. Simalungun dan juga sebagian berbatasan langsung dengan Kab.Dairi.
Aku jadi teringat cerita Papah ku, tentang Ompung dari Kakek yang di makam kan di salah satu desa di Kab. Simalungun, Sewaktu muda Bapak dari Ompung papah merantau ke daerah si malungun dan mebuka huta (kampung di sana ) sayang papah tidak tau boru apa istri nya, Papah bercerita panjang dan membuat pikiran ku menerawang ke puluhan tahun yang lalu, sambil menikmati jalan yang berkelok-kelok, Papah ku mengatakan " kapan-kapan bila ada waktu dan dana yang cukup, kami akan jarah ke makam Bapak dari Ompung papah ku itu ", karena sekarang waktu tidak cukup untuk jarah ke makam nya.
Jl.Saribudolok, kabanjahe - Merek
Black Sweet, terus melaju di kelok-kelok jalan dengan pemandangan yang indah dan terkadang terlihat Danau Toba yang indah.
Kami mengambil jalan yang agak cepat melalui Tongging dan Simarjarunjung. Black Sweet melaju membelah jalan menuju Saribudolok, pemandangan Danau Toba terlihat sudah dengan bukit yang sambung menyambung.
Pemandangan alam yang hijau dimana Gunung dan Bukit yang tinggi sambung menyambung dengan latar Danau Toba adalah lukisan alam yang keindahannya tidak dapat di lukiskan, sepertinya ingin aku berlama-lama menikmati ke indahan alam yang di ciptakan begitu sempurna oleh Allah.
Simarjarunjung, adalah nama sebuah daerah Pugunungan di tepi Danau Toba, memiliki iklim yang sejuk dan segar. Dari puncak Simarjunjung kita dapat melihat panorama yang sangat indah di sekitar Danau Toba, terutama bila matahari terbit dan tenggelam.
Black Sweet terus melaju membelah gunung dan bukit-bukit yang sambung menyambung, dan beberapa rumah yang mencirikan adat Batak terlihat .
Rumah Bolon Pematang Purba (Objek wisata sejarah dan budaya) berada di Kabupaten Simalungun, Kecamatan Pematang Purba, di jalan Propinsi Pematang Siantar - Merek ( tidak jauh dari jalan raya )
Black Sweet terus melaju, beberapa desa kami lalui dan beberapa dataran tinggi juga telah kami lalui.
Mentari telahpun berada diperaduannya, Bulan tampil dengan malu-malu berlindung di balik awan, kabut menghampiri dingin terasa.
Black Sweet berhenti untuk mengisi bensin lalu kami sholat Mahgrib dan sekalian sholat Isya, kusempatkan menghirup udara senja di desa yang aku tidak tahu namanya ini.
Cukup kami beristirahat, Black sweet berjalan lagi membelah malam Sumatera Utara.
Tujuan kami adalah Kota Parapat, salah satu kota di tepi Danau Toba dan ada pelabuhan untuk menuju Pulau Samosir, sebelum aku cerita mengenai Danau Toba dan kota-kota di sekitarnya, aku cerita dulu suatu peristiwa mistis dalam perjalanan kami menuju Parapat (Danau Toba).
" Malam yang hanya di terangi cahaya bulan, hutan lebat dengan jurang terjal kadang di kiri, terkadang di kanan. Jalan yang mendaki dan meliuk-liuk, Black Sweet jalan sendiri bermodalkan lampu sorot yang terkadang jauh dan kadang dekat, Papah menyetir Black Sweet perlahan (tidak ngebut seperti tadi siang atau sore).
Ku peluk mama, tenang terasa hati ini, Mama dan Papah asik mengobrol, mungkin mama menemani mama menyetir, aku kadang tertidur kadang terbangun, yang lain mungkin begitu tetapi ada yang tertidur pulas.
Mama mematikan TV yang ada di belakang kursi (yg kiri dan kanan), hanya TV yang di depan yang menyala itupun di putar Papah DVD lagu-lagu Batak.
Entah di daerah mana, di jalan berkelok di kirikanan hutan lebat, kurasakan Black Sweet berjalan pelan sekali dan dapat dikatakan berhenti.
Semua terbangun, dan meyaksikan segumpal awan (seperti kabut tebal) datang melayang menghampiri kami dari depan, serentak kami membaca Istighfar. Semua kami menanya bagaimana keadaan Papah yang menyetir , karena tidak mungkin kami berhenti di tengah hutan yang lebat. Kami hanya mengingatkan papah agar hati-hati, kulirik Mama yang duduk dibelakang Papa terlihat tegang (mama baru pertama kali datang ke Pulau Sumatera),aku mnemeluknya kembali walau mataku tidak terpejam.
Ku lihat speedometer menunjukan angka 40 terkadang 60 dan 80,kembali ke 40.
bila melalui tikungan yang tajam dengan jurang di kiri-kanan papa memelankan laju Black Sweet.
Kami kembali Istirahat di dalam Black Sweet, hanya mama dan papa kembali berbicara, entah apa yang di bicarakannya (macam-macam),aku tau tujuan mama mengajak Papa bicara agar tidak ngantuk.
Papa terkadang membaca Istighfar, mamapun tak lupa membaca ayat-ayat Al-Quran yang Mama hapal. Papa tidak menganti DVD lagu batak hanya memelankannya, dan tumpukan kaset DVD/CD tak terlihat di mana (maklum hari gelap hanya terkadang cahaya bulan yang menerangi).
Tiba-tiba TV yang di belakang hidup dua-duanya (kiri-kanan) dan menayangkan DVD yang lagi diputar Papah, padahal kami yang duduk di tengah tidak ada yang menghidupkan (menyalakan) dan yang terbangun di bangku tengah hanya aku dan Mama.
Ku lihat mama terkejut dan memberi tahu papa yang asik kosentrasi dengan jalan yang berkabut, Papa memelankan laju Black Sweet hingga pelan sekali (jalan yang kami lalui tidak ada mobil satu pun yang melintas baik dari depan atau dari belakang) dengan membaca Bismillah, Mama mematikan kembali TV yang di belakang. Kami melawati jalan yang penuh kabut itu atau kabut seperti mengikuti kami kira-kira jam 1 atau 2 mungkin 3 pagi.
Papa membuka setengah jendela mobil , mengeluarkan tangan nya sebagian dan entah apa yang papa ucapkan, Black Sweet berjalan perlahan tidak berapa Papah menutup kembali jendelanya dan Black Sweet kembali berjalan 50 s/d 80.
Udara dingin menusuk-nusuk, Papah memengecilkan Volume AC ,kurapatkan selimut bersama mama.
Tiba-tiba Nenek di sebelah ku bermimpi (aku duduk di tengah antara mama dan nenek), seperti terengah-engah (kecapean), Mama cepat membangunkan, nenek terbangun dan membaca Istighfar dan berkata barusan Ia bermimpi kita semua ada yang mengejar, nenek mengingatkan papa agar berhati-hati.
Black Sweet pun kembali melaju dengan kecepatan yang tetap dan di setiap tikungan akan memelan, kabut terkadang tebal-terkadang tipis.
Tidak berapa lama kembali Kakak ku yang duduk di kursi belakang terkejut dan terbangun, dia berkata kepada mama agar papa berhati-hati karena kakak bermimpi tetapi merasa seperti benaran ada yang mengikuti (mengejar) mobil (Black Sweet) , setelah mendengar cerita kakak ku, tidak berapa lama Papah kembali memelankan Black Sweet dan membuka jendelanya entah apa yang papa baca tapi kali ini cukup lama hingga papa mengeluarkan sikunya, Black Sweet melaju kembali, kulirik speedometer kalai ini kecepatan 60 s/d 80, udara dingin menusuk, ku rapatkan selimut yang ku pakai bersama mama, papa kembali menutup jendela.
Aku dan mama tidak dapat tidur, kembali kudengar papa membaca Istighfar terkadang membaca Sholawat Nabi, tetapi aku dan mama mendiamkan saja.
Tidak berapa lama papah menunjukan keindahan Danau Toba di kejauhan dengan lampu-lampu kecilnya yang tidak begitu jelas, Papah mengucapkan Alhamdulillah.
Papah mengatakan ini mungkin puncaknya dataran tinggi di sebelah Danau Toba. Black Sweet melaju kembali, mama dan papa kembali berbincang-bincang, aku mulai terlelap dalam selimut yang kupakai bersama mama (hangat dan damai terasa)".
Udara sejuk terasa menerpa muka ku, aku terbangun Black Sweet parkir di rumah makan padang di depan Danau Toba, ku lihat ada yang lagi minum (ngopi ) ada yang makan juga ada yang sibuk telepon mungkin cari penginapan atau apa, " ah aku ngantuk " kata ku dalam hati . Kutarik selimut agar rapat dan ku nikmati dingin nya udara di tepi Danau Toba, mata ku pun terpejam.
Kami mengambil jalan yang agak cepat melalui Tongging dan Simarjarunjung. Black Sweet melaju membelah jalan menuju Saribudolok, pemandangan Danau Toba terlihat sudah dengan bukit yang sambung menyambung.
Pemandangan alam yang hijau dimana Gunung dan Bukit yang tinggi sambung menyambung dengan latar Danau Toba adalah lukisan alam yang keindahannya tidak dapat di lukiskan, sepertinya ingin aku berlama-lama menikmati ke indahan alam yang di ciptakan begitu sempurna oleh Allah.
Simarjarunjung, adalah nama sebuah daerah Pugunungan di tepi Danau Toba, memiliki iklim yang sejuk dan segar. Dari puncak Simarjunjung kita dapat melihat panorama yang sangat indah di sekitar Danau Toba, terutama bila matahari terbit dan tenggelam.
Black Sweet terus melaju membelah gunung dan bukit-bukit yang sambung menyambung, dan beberapa rumah yang mencirikan adat Batak terlihat .
Rumah Bolon Pematang Purba (Objek wisata sejarah dan budaya) berada di Kabupaten Simalungun, Kecamatan Pematang Purba, di jalan Propinsi Pematang Siantar - Merek ( tidak jauh dari jalan raya )
Rumah Bolon (besar) Pematang Purba (Simalungun)
Kabut menebal menghantar mentari keperaduannya, bergayutan di pucuk-pucuk pepohonan di lebatnya hutan pada pegunungan Sumatera, terlintas Do'a di hati ku ini " Ya Allah ya Rob ku, lindungilah hutan ini dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab dan dari orang-orang serakah yang hanya mementingkan keuntungan. Ya Allah peliharalah alam Sumatera ini dengan segala hutan dan isinya sehingga generasi ku dan generasi sesudah ku, ya Allah jagalah daerah Sumatera dan alamnya, daerah dimana Papah ku dan keluarganya berasal , begitu juga dengan Alam dan Hutannya di daerah lain di Bumi Nusantara ini ". Black Sweet terus melaju, beberapa desa kami lalui dan beberapa dataran tinggi juga telah kami lalui.
Mentari telahpun berada diperaduannya, Bulan tampil dengan malu-malu berlindung di balik awan, kabut menghampiri dingin terasa.
Black Sweet berhenti untuk mengisi bensin lalu kami sholat Mahgrib dan sekalian sholat Isya, kusempatkan menghirup udara senja di desa yang aku tidak tahu namanya ini.
Ku sebut sebuah desa
tempat pelangi terang sering muncul
dan para peri bermain riang . . . melukis angkasa
dengan gemerlap binarnya
Di sebuah desa . . . tanpa air mata
hanya gelegak riak air Danau Toba di kejauhan
tidak mengenal musim . . .
di haribaan kita
Di sebuah desa
dedaunan hijau jatuh dan kemudian mengering kecoklatan
menjadi tempat kita berbaring
kala kita penat atau berbincang-bincang
tentang keindahan alam Danau Toba dan pegunungan, hutan Sumatera
Cukup kami beristirahat, Black sweet berjalan lagi membelah malam Sumatera Utara.
Tujuan kami adalah Kota Parapat, salah satu kota di tepi Danau Toba dan ada pelabuhan untuk menuju Pulau Samosir, sebelum aku cerita mengenai Danau Toba dan kota-kota di sekitarnya, aku cerita dulu suatu peristiwa mistis dalam perjalanan kami menuju Parapat (Danau Toba).
" Malam yang hanya di terangi cahaya bulan, hutan lebat dengan jurang terjal kadang di kiri, terkadang di kanan. Jalan yang mendaki dan meliuk-liuk, Black Sweet jalan sendiri bermodalkan lampu sorot yang terkadang jauh dan kadang dekat, Papah menyetir Black Sweet perlahan (tidak ngebut seperti tadi siang atau sore).
Ku peluk mama, tenang terasa hati ini, Mama dan Papah asik mengobrol, mungkin mama menemani mama menyetir, aku kadang tertidur kadang terbangun, yang lain mungkin begitu tetapi ada yang tertidur pulas.
Mama mematikan TV yang ada di belakang kursi (yg kiri dan kanan), hanya TV yang di depan yang menyala itupun di putar Papah DVD lagu-lagu Batak.
Entah di daerah mana, di jalan berkelok di kirikanan hutan lebat, kurasakan Black Sweet berjalan pelan sekali dan dapat dikatakan berhenti.
Semua terbangun, dan meyaksikan segumpal awan (seperti kabut tebal) datang melayang menghampiri kami dari depan, serentak kami membaca Istighfar. Semua kami menanya bagaimana keadaan Papah yang menyetir , karena tidak mungkin kami berhenti di tengah hutan yang lebat. Kami hanya mengingatkan papah agar hati-hati, kulirik Mama yang duduk dibelakang Papa terlihat tegang (mama baru pertama kali datang ke Pulau Sumatera),aku mnemeluknya kembali walau mataku tidak terpejam.
Ku lihat speedometer menunjukan angka 40 terkadang 60 dan 80,kembali ke 40.
bila melalui tikungan yang tajam dengan jurang di kiri-kanan papa memelankan laju Black Sweet.
Kami kembali Istirahat di dalam Black Sweet, hanya mama dan papa kembali berbicara, entah apa yang di bicarakannya (macam-macam),aku tau tujuan mama mengajak Papa bicara agar tidak ngantuk.
Papa terkadang membaca Istighfar, mamapun tak lupa membaca ayat-ayat Al-Quran yang Mama hapal. Papa tidak menganti DVD lagu batak hanya memelankannya, dan tumpukan kaset DVD/CD tak terlihat di mana (maklum hari gelap hanya terkadang cahaya bulan yang menerangi).
Tiba-tiba TV yang di belakang hidup dua-duanya (kiri-kanan) dan menayangkan DVD yang lagi diputar Papah, padahal kami yang duduk di tengah tidak ada yang menghidupkan (menyalakan) dan yang terbangun di bangku tengah hanya aku dan Mama.
Ku lihat mama terkejut dan memberi tahu papa yang asik kosentrasi dengan jalan yang berkabut, Papa memelankan laju Black Sweet hingga pelan sekali (jalan yang kami lalui tidak ada mobil satu pun yang melintas baik dari depan atau dari belakang) dengan membaca Bismillah, Mama mematikan kembali TV yang di belakang. Kami melawati jalan yang penuh kabut itu atau kabut seperti mengikuti kami kira-kira jam 1 atau 2 mungkin 3 pagi.
Papa membuka setengah jendela mobil , mengeluarkan tangan nya sebagian dan entah apa yang papa ucapkan, Black Sweet berjalan perlahan tidak berapa Papah menutup kembali jendelanya dan Black Sweet kembali berjalan 50 s/d 80.
Udara dingin menusuk-nusuk, Papah memengecilkan Volume AC ,kurapatkan selimut bersama mama.
Tiba-tiba Nenek di sebelah ku bermimpi (aku duduk di tengah antara mama dan nenek), seperti terengah-engah (kecapean), Mama cepat membangunkan, nenek terbangun dan membaca Istighfar dan berkata barusan Ia bermimpi kita semua ada yang mengejar, nenek mengingatkan papa agar berhati-hati.
Black Sweet pun kembali melaju dengan kecepatan yang tetap dan di setiap tikungan akan memelan, kabut terkadang tebal-terkadang tipis.
Tidak berapa lama kembali Kakak ku yang duduk di kursi belakang terkejut dan terbangun, dia berkata kepada mama agar papa berhati-hati karena kakak bermimpi tetapi merasa seperti benaran ada yang mengikuti (mengejar) mobil (Black Sweet) , setelah mendengar cerita kakak ku, tidak berapa lama Papah kembali memelankan Black Sweet dan membuka jendelanya entah apa yang papa baca tapi kali ini cukup lama hingga papa mengeluarkan sikunya, Black Sweet melaju kembali, kulirik speedometer kalai ini kecepatan 60 s/d 80, udara dingin menusuk, ku rapatkan selimut yang ku pakai bersama mama, papa kembali menutup jendela.
Aku dan mama tidak dapat tidur, kembali kudengar papa membaca Istighfar terkadang membaca Sholawat Nabi, tetapi aku dan mama mendiamkan saja.
Tidak berapa lama papah menunjukan keindahan Danau Toba di kejauhan dengan lampu-lampu kecilnya yang tidak begitu jelas, Papah mengucapkan Alhamdulillah.
Papah mengatakan ini mungkin puncaknya dataran tinggi di sebelah Danau Toba. Black Sweet melaju kembali, mama dan papa kembali berbincang-bincang, aku mulai terlelap dalam selimut yang kupakai bersama mama (hangat dan damai terasa)".
Udara sejuk terasa menerpa muka ku, aku terbangun Black Sweet parkir di rumah makan padang di depan Danau Toba, ku lihat ada yang lagi minum (ngopi ) ada yang makan juga ada yang sibuk telepon mungkin cari penginapan atau apa, " ah aku ngantuk " kata ku dalam hati . Kutarik selimut agar rapat dan ku nikmati dingin nya udara di tepi Danau Toba, mata ku pun terpejam.
Danau Toba di Kala Pagi
B e r s a m b u n g .......
Jelajah Nrgeri Ku. . . . . . lanjutannya akan menceritakan pengalaman Ku di Danau Toba bersama dengan cerita-ceritanya yang aku dengar.
Semoga menambah cinta kita semua kepada Alam Indonesia (Sabang s/d Marauke).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar