Translate

Selasa, 20 Agustus 2013

KARAWANG - BEKASI ( JAWA BARAT )

JELAJAH NEGERI KU
 Candi Jiwa (segaran I) & Candi Blandongan (segaran V)
Antara Kerawang & Bekasi 

Oleh : N.Mufidah. H

Aku bersama mama & papah juga latif di Candi Blandongan 

Idul Fitri 1434 H, di hari yang fitri aku bersama keluarga mengucapkan mohon maaf lahir dan bathin. Jika ada salah tulisan atau candaan yang kurang berkenan di hati mohon di bukaan pintu maaf yang seluas-luas nya. 
 
Beberapa hari setelah hari raya Idul Fitri libur sekolah ku masih panjang, aku isi dengan menjelajah Kab.Bekasi hingga ke Kab.Karawang.
Aku melihat ada papan petunjuk menuju ke sebuah Candi di jalan lintas utara, tepatnya di daerah Kerawang, aku mengatur rencana bersama keluarga dan akhirnya di putuskan esok harinya kami akan mencari candi tersebut.
Candi Jiwa - Batujaya 
Pagi yang cerah Black Sweet(panggilan untuk Mobil ku) melaju dengan tenang menelusuri Desa-desa di Kab.Bekasi.
Perapatan kedaung (Kota Babelan) kami lewati, Black sweet terus melaju dengan embun yang mulai menipis.
Jalan meliuk-liuk menelusuri Sungai Citarum, Black Sweet terus menelusuri Jl. Bageyan di samping Sungai Citarum dan akhirnya Black Sweet memotong Sungai Citarum.
Jembatan yang melintas Sungai Citarum kami lalui terlihat kapal-kapal bekas yang tak terpakai lagi.
 Kapal bekas di CBL (Cibutung Bekasi Laut)  
Black Sweet terus melaju, Jl.Pasar Muara kami lalui, menuju Jl.Jawa Bakti. Beberapa obor pertamina terlihat, aku teringat ketika melewati Lintas Timur Sumatera (daerah
Riau) dan ketika aku melintas daerah Cilacap (jawa rengah).
Black Sweet terus melaju melintasi beberapa obor yg memproduksi Minyak dan gas Bumi dan terus menuju Pantai Tanjung Pakis.
 Obor Minyak & Gas Bumi di waktu malam
(Sinarnya terang menyinari pesawahan di sekitarnya dan akan menarik perhatian yang melintas di kala malam)
Jalan meliuk-liuk kami lewati dan akhirnya Black Sweet sampai di desa Batu Jaya, kami terus melaju, sampai juga kami di simpang menuju Candi dan terlihat gapura menandakan tak jauh lagi akan sampai ke situs-situs dan Site Museum Batujaya.
 Di depan Museum Batujaya
 Yg ditemukan di Candi
 

 Bergaya di Jandi Jiwa 
Sesampainya di Daerah Situs (Candi) Papah memakirkan Black Sweet di halaman Museum Batu Jaya, setelah membayar parkir kami keliling situs (candi ) di temani salah satu penjaga (pemelihara) situs dan kami di terangkan tentang situs Batu Jaya.
Puas melihat-lihat Museum kami pun pergi mengunjungi candi di tengah sawah, sambil melintasi sawah om yang menemani kami bercerita tentang candi-candi dan peninggalan di Batu Jaya.

  Menuju Candi Jiwa
Sunset di Pesawahan dekat Candi Jiwa

 Candi Jiwa
 Cerita sedikit Tentang Situs Batujaya.
Situs Batujaya terletak di desa & dua kecamatan. Terletak di Desa Segaran Kecamatan Batu Jaya dan Desa Telaga Jaya Kecamatan Pakis Jaya, dengan luas areal 5 km 2. Situs-situs di Batu Jaya dan Pakis Jaya, biasa di sebut oleh masyarakat dengan sebutan Unur, ada juga yang bilang  Lemah Duhur (tanah tinggi/gundukan).
Berawal dari penelitian di daerah Cibuaya tahun 1984, tim peneliti situs Cibuaya mendapat informasi bahwa di daerah Batujaya banyak sekali unur-unur/lemah, dhur/bukit-bukit kecil yang berada di tengah persawahan masyarakat.
Hingga saat ini telah ada 39 titik dan baru 4 buah yang di tangani. Dua diantaranya sudah selesai (situs candi Jiwa & Tlj VIII) dan 2 lagi dalam pemugaran (situs Candi Blandongan & situs Serut Ia).
Candi Jiwa (Segaran I).
Situs Candi Jiwa merupakan sebuah gundukan tanah seperti bukit kecil yang oleh penduduk di sebut inur jiwa, dengan ketinggian 4 m dari permukaan tanah sawah di sekitarnya dan luas 500 m.
Dari kegiatan ekskavasi di situ ini telah dapat di tempatkan seluruh permukaan bagunan yang tersisa dari situs candi, candi ini sudah tidak utuh yang di temukan hanya bagian kaki candi dengan ukuran 19 x 19 m, di keempat sisi candi tidak terdapat tangga naik atau pintu masuk.
Setelah puas berkeliling dan menikmati kemegahan situs Candi Jiwa, kami meneruskan perjalanan menuju Candi Blandongan.
Menuju Candi Blandongan (segaran V ) 
 Candi Blandongan
 Gaya di Candi Blandongan
Candi Blandongan (Segaran V).
Berupa reruntuhan dengan bagian kaki berdenah bujur sangkar dengan ukuran 25 x 25 m
di bagian atas kaki pada keempat sisi candi terdapat pagar langkan, dan banyak lagi peninggalan Agama Buddha di situs Blandongan ini berupa relief dan sebagainya.
Tangga Situs Blandongan 
Dari temuan prasasti-prasasti yang paling awal di temukan di Jawa Barat, walau tidak menunjukan angka tahun nya yang lengkap dan dapat di ketahui bahwa kerajaan yang pertama berkembang di wilayah ini adalah Kerajaan Tarumanegara yang berdiri sekitar Abad ke-4 Masehi.
Hubungan antara kawasan pecandian Situs Batujaya dengan kerajaan Tarumanegara dapat di tapsirkan berdasarkan isi dari Prasasti Tugu yang ada di Cilincing, Tanjung Priuk-Jakarta Utara.
Kerajaan Tarumanegara wilayah kekuasaannya meliputi Jawa Barat dan Banten (masa pemerintahan Raja Purnawarman) dan kerajaan Tarumanegara mengalami kemunduran.
Dengan mundurnya Kerajaan Tarumanegara , munculah dua kerajaan baru yang semula merupakan kerajaan bawahan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh yang berkembang pada massa bersamaan (Abad VII).
Kerajaan Sunda, daerah kekuasaannya berada di sebelah barat sungai Citarum dan Kerajaan galuh kekuasaannya di sebelah timur sungai Citarum. Selama pergeseran politik ini tidak banyak perubahan dalam kehidupan beragama.
Apabila benar, maka situs percandian di Batujaya adalah bekas peninggalan Kerajaan Tarumanegara, dan sampai saat ini rangkaian penelitian dan pemugaran masih terus di lakukan di Situs Batujaya, guna mengungkap sejarah percandian yang ada di Natujaya dan Pakis Jaya. (Di kutip dari Sekilas Tentang Kawasan Situs Cagar Budaya Batujaya dan Penjelasan Pemelihara Situs ).
Beberapa situs-situs yang akan di ekskavasi
Sunset di atas Situs Blandongan (Segaran V)


Tamat


 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar